Halo, Sobat Milky! Pernah dengar klaim bahwa DNA manusia itu 50% mirip dengan DNA pisang? Kedengarannya aneh, ya? Tapi ternyata, pernyataan ini ada benarnya—meski perlu penjelasan yang lebih dalam supaya nggak salah paham. Yuk, kita bongkar fakta sainsnya!
DNA: Kode Kehidupan yang Universal
DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul pembawa informasi genetik yang ditemukan di hampir semua makhluk hidup, dari bakteri, jamur, tanaman, hingga manusia. Struktur dasar DNA terdiri dari empat "huruf" kimia: adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G). Nah, meskipun organisme berbeda jauh satu sama lain, struktur dasar DNA mereka tetap sama.
Dari Mana Angka 50% Itu Berasal?
Ketika para ilmuwan membandingkan genom manusia dengan genom pisang, mereka menemukan bahwa sekitar 50–60% dari gen manusia memiliki kesamaan dengan gen pisang dalam hal fungsi dasar. Tapi bukan berarti separuh dari gen kita identik dengan pisang, ya, Sobat Milky!
Yang dimaksud di sini adalah bahwa sebagian besar makhluk hidup memiliki gen dasar yang serupa untuk menjalankan fungsi biologis penting—seperti membentuk protein, menyimpan energi, atau memperbaiki sel. Jadi, kesamaan ini lebih pada fungsi dasar kehidupan, bukan berarti manusia dan pisang itu “saudaraan dekat”.
Kenapa Bisa Mirip?
Kesamaan ini muncul karena semua makhluk hidup berasal dari leluhur evolusioner yang sama. Selama miliaran tahun, berbagai spesies berkembang dari satu asal mula yang sama, sehingga beberapa gen tetap bertahan karena fungsinya vital.
Contohnya, baik manusia maupun pisang memiliki gen untuk menghasilkan enzim, mengatur pertumbuhan sel, dan memproduksi energi. Meski cara kerjanya bisa beda, blueprint-nya berasal dari sistem dasar yang sama.
Kesimpulan untuk Sobat Milky
Jadi, iya, benar secara teknis bahwa DNA manusia memiliki sekitar 50% kesamaan dengan DNA pisang—tapi bukan berarti kita setengah pisang, lho! Itu menunjukkan betapa menakjubkannya alam semesta ini, bahwa semua makhluk hidup terhubung oleh benang merah yang sama: DNA.
Ilmu genetika membuka mata kita bahwa di balik keragaman kehidupan, ada kesamaan yang menyatukan. Luar biasa, kan?