Pada tanggal 14 Maret 2025, dunia akan menyaksikan fenomena alam yang menakjubkan: Gerhana Bulan Total yang membuat Bulan tampak berwarna merah darah, atau sering disebut sebagai "Blood Moon".
Apa Itu Gerhana Bulan Total?
Gerhana Bulan Total terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bulan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan Bumi. Dalam posisi ini, cahaya Matahari terhalang oleh Bumi dan tidak langsung mencapai permukaan Bulan.
Mengapa Bulan Berwarna Merah Saat Gerhana?
Selama gerhana total, meskipun cahaya Matahari tidak langsung mencapai Bulan, sebagian cahaya tersebut masih menembus atmosfer Bumi. Atmosfer Bumi memiliki kemampuan untuk menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan hijau, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang, seperti merah dan oranye, cenderung diteruskan. Proses ini dikenal sebagai hamburan Rayleigh. Akibatnya, cahaya merah yang diteruskan oleh atmosfer Bumi mencapai permukaan Bulan, memberikan tampilan merah darah yang khas selama gerhana.
Kapan dan Di Mana Gerhana Ini Terjadi?
Gerhana Bulan Total ini akan berlangsung pada 14 Maret 2025. Di Indonesia, gerhana akan terjadi mulai pukul 10.57 WIB hingga 17.00 WIB. Namun, karena waktu tersebut terjadi pada siang hingga sore hari, pengamatan di Indonesia, termasuk Jakarta, mungkin tidak optimal. Sebaliknya, wilayah seperti Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Afrika akan memiliki kesempatan lebih baik untuk menyaksikan fenomena ini saat malam hari.
Bagaimana Cara Menyaksikan Gerhana Ini?
Untuk mengamati Gerhana Bulan Total dengan jelas, penting untuk berada di lokasi dengan langit yang gelap dan minim polusi cahaya. Meskipun gerhana ini aman dilihat dengan mata telanjang, penggunaan teleskop atau binokular dapat memberikan pengalaman yang lebih mendetail. Di Indonesia, karena gerhana terjadi saat siang hari, masyarakat dapat memanfaatkan siaran langsung atau streaming dari observatorium atau lembaga astronomi yang menyiarkan fenomena ini secara real-time.
Kesimpulan
Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 14 Maret 2025 adalah kesempatan langka untuk menyaksikan keindahan alam. Meskipun di Indonesia pengamatan langsung mungkin terbatas, teknologi memungkinkan kita tetap menikmati dan mempelajari fenomena ini melalui berbagai platform online.
