Mengapa Udang Bisa Mengandung Radioaktif? Fakta, Risiko & Tindakan Pengamanan

Daftar Isi

Halo, Sobat Milky!

Baru-baru ini kita mendengar kabar bahwa beberapa produk udang beku impor dicurigai mengandung isotop radioaktif seperti Caesium‑137 (Cs-137). Kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah berarti semua udang berbahaya? Mari kita kupas bersama agar kita makin paham dan tetap bisa menjaga keamanan pangan dengan cerdas.

Apa yang Terjadi? Kasus Radioaktif pada Udang

Laporan dari U.S. Food and Drug Administration (FDA) menunjukkan bahwa kiriman udang beku yang diduga diproses oleh perusahaan asal Indonesia yakni PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods) terdeteksi mengandung Cs-137 di dalam kontainer pengiriman ke AS. (U.S. Food and Drug Administration)
Hanya satu sampel yang secara resmi dikonfirmasi positif, namun lembaga terkait menyebut insiden ini “potensi risiko” dan sedang diselidiki secara aktif. (Live Science)
Meskipun tingkat radioaktif yang terdeteksi jauh di bawah ambang intervensi resmi (yakni 1.200 Bq/kg bagi Cs-137) menurut FDA, namun tetap dianggap abnormal dan memerlukan perhatian. (Popular Mechanics)

Kenapa Bisa Terjadi Kontaminasi Radioaktif pada Udang?

Ada beberapa mekanisme yang bisa menjelaskan bagaimana udang atau hasil laut lain bisa terkontaminasi radioaktif. Berikut ini beberapa faktor utama yang terkait dengan kasus yang ditemukan:

1. Isotop Radioaktif di Lingkungan

Isotop seperti Cs-137 adalah hasil dari reaksi fisi nuklir — misalnya pengujian senjata nuklir atau kecelakaan nuklir. (Wikipedia)
Jika isotop tersebut masuk ke lingkungan laut atau perairan pesisir (melalui limbah, kontainer rusak, atau pencemaran logam radioaktif), maka organisme laut seperti udang bisa menyerapnya melalui air, sedimen atau rantai makanan.

2. Proses Pengolahan dan Penanganan yang Tidak Aman

Dalam kasus udang yang dimaksud, FDA menyatakan bahwa udang “kemungkinan telah diproses, dikemas atau disimpan dalam kondisi yang tidak higienis sehingga mungkin terkontaminasi dengan Cs-137.” (U.S. Food and Drug Administration)
Artinya, bukan hanya habitat udang yang penting tetapi juga proses pasca-tangkap dan pengiriman bisa menjadi titik risiko.

3. Importasi dan Pengiriman Internasional

Udang yang dikirim lintas negara melalui kontainer besar bisa terpapar logistik yang rentan terhadap pencemaran — misalnya kontainer yang sebelumnya pernah membawa bahan radioaktif atau berada dekat zona industri yang menggunakan bahan radioaktif. Sebuah hipotesis mengatakan bahwa kontaminasi mungkin berasal dari “scrap metal” industri di dekat pusat pengolahan udang. (Futurism)

4. Konsentrasi Berbeda pada Udang dan Hasil Laut

Organisme laut, terutama bentik atau yang hidup di sedimen dasar atau dekat pesisir, cenderung punya potensi penyerapan zat pencemar lebih tinggi — termasuk logam berat maupun isotop radioaktif. Studi monitoring menunjukkan bahwa di dekat pembangkit listrik nuklir atau zona industri, seafood bisa mengandung isotop seperti Strontium‑90 (Sr-90) atau lainnya, meskipun di banyak kasus levelnya masih rendah. (PMC)

Apakah Ini “Ancaman Besar”?

Tidak serta-merta. Berikut hal-hal yang perlu dipahami:

  • Level Cs-137 yang ditemukan dalam kasus udang tersebut (≈ 68 Bq/kg) jauh di bawah batas intervensi FDA (1.200 Bq/kg) — tapi tetap “abnormal” karena jauh lebih tinggi dari background tipikal. (Wikipedia)

  • Paparan satu kali pada level rendah umumnya tidak menimbulkan efek akut, tetapi paparan jangka panjang dari konsumsi berulang zat radioaktif bisa meningkatkan risiko kanker atau kerusakan DNA. (Popular Mechanics)

  • Karena banyak variabel (jenis udang, ukuran, asal, kondisi pengolahan), tidak bisa digeneralisasi bahwa semua udang atau seafood mengandung radioaktif.

Apa yang Harus Dilakukan Sebagai Konsumen?

Sebagai pembaca dan konsumen cerdas, berikut beberapa langkah yang bisa Anda ambil:

  • Perhatikan asal produk udang dan brand yang Anda beli — produk impor dari daerah risiko tinggi atau tanpa jejak audit bisa punya potensi risiko lebih besar.

  • Simpan dan masak udang sesuai standar kebersihan — pengolahan yang benar akan mengurangi banyak risiko mikrobiologis (meskipun tidak menghilangkan radioaktif).

  • Perhatikan pengumuman penarikan produk (recall) dari lembaga pengawas pangan di negara Anda atau internasional. Misalnya, kasus ini telah memicu recall besar di AS. (PBS)

  • Konsumsi beragam jenis seafood dan jangan bergantung hanya pada satu jenis atau satu asal – diversifikasi membantu mengurangi akumulasi potensi pencemar tertentu.

Apa yang Harus Dilakukan Industri dan Pemerintah?

Untuk memastikan keamanan pangan laut secara umum:

  • Pemerintah dan badan pengawas harus memperkuat monitoring isotop radioaktif di hasil laut impor maupun lokal, terutama dari wilayah yang dekat industri berat atau zona pengolahan ekspor besar.

  • Industri pengolahan udang dan ekspor harus memastikan rantai pasok bersih: mulai dari lokasi tangkap, pemrosesan, pengemasan, hingga pengiriman kontainer — guna mencegah kontaminasi pasca-tangkap.

  • Pelabelan dan audit asal produk harus transparan agar konsumen bisa membuat keputusan yang informatif.

  • Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana spesies udang tertentu menyerap dan mengakumulasi isotop radioaktif — karena data saat ini masih terbatas.

Kesimpulan

Kasus udang yang mengandung isotop radioaktif seperti Cs-137 menunjukkan bahwa keamanan pangan laut bukan hanya soal mikroba atau logam berat saja — tetapi juga aspek radioaktivitas yang jarang dibahas. Ini terutama terkait asal materi, kondisi pengolahan dan pengiriman, serta kontaminasi lingkungan.

Sebagai konsumen atau pelaku usaha, kita perlu tetap waspada, namun tidak perlu panik berlebihan. Intinya adalah: konsumsi yang aman, diversifikasi produk pangan, dan dukungan untuk mekanisme pengawasan yang kuat.