SobatMilky, pernah nggak sih kamu bertanya-tanya, kenapa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, budaya yang melimpah, dan jumlah penduduk besar, belum juga masuk ke jajaran negara maju? Padahal, beberapa negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia sudah lebih dulu melesat. Yuk, kita kupas bersama alasan-alasan menariknya!
1. Pola Pikir Masyarakat yang Masih “Santai”
Salah satu tantangan terbesar adalah mentalitas masyarakat. Banyak orang Indonesia masih menganut pola pikir "yang penting hari ini cukup" tanpa memikirkan masa depan secara serius.
-
Budaya Jam Karet – Datang terlambat dianggap hal biasa, padahal di negara maju disiplin waktu itu kunci produktivitas.
-
Kurangnya Jiwa Kompetisi – Banyak orang merasa cukup puas dengan pencapaian kecil. Berbeda dengan Korea Selatan yang masyarakatnya sangat kompetitif sehingga inovasi terus lahir.
Perbandingan:
-
Di Singapura, produktivitas tenaga kerja adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
-
Di Indonesia, survei BPS mencatat produktivitas pekerja masih rendah karena minim keterampilan dan efisiensi kerja.
2. Pendidikan yang Belum Merata
Fakta menarik: UNESCO mencatat angka partisipasi pendidikan tinggi Indonesia hanya sekitar 36%, lebih rendah dibanding Malaysia (44%) dan jauh di bawah Singapura (lebih dari 80%).
-
Banyak sekolah di daerah terpencil masih kekurangan guru dan fasilitas.
-
Kurikulum cenderung fokus pada hafalan, bukan pada kreativitas dan inovasi.
Hasilnya, kualitas SDM Indonesia kalah bersaing di pasar global. Negara maju butuh tenaga kerja yang punya keterampilan tinggi, sementara banyak pekerja di Indonesia masih di sektor informal.
3. Korupsi yang Masih Merajalela
Transparency International pada 2024 menempatkan Indonesia di peringkat sekitar 115 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi.
-
Korupsi menghambat pembangunan karena dana pembangunan bocor sebelum sampai ke proyek.
-
Negara seperti Singapura menduduki posisi top 5 negara paling bersih dari korupsi, sehingga dana publik bisa dipakai optimal untuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
4. Ketergantungan pada Ekspor SDA (Sumber Daya Alam)
Indonesia masih terlalu bergantung pada ekspor batu bara, kelapa sawit, dan nikel. Padahal, harga komoditas ini bisa naik turun.
-
Vietnam dan Thailand berhasil menjadi basis manufaktur dunia, mengekspor produk teknologi dan otomotif.
-
Indonesia masih impor barang elektronik dan mesin dari luar negeri.
Artinya, Indonesia harus beralih dari negara berbasis sumber daya menjadi negara berbasis inovasi.
5. Infrastruktur dan Birokrasi yang Rumit
Memang, sekarang sudah banyak jalan tol dan bandara baru, tapi birokrasi di Indonesia masih tergolong lambat.
-
Perizinan usaha memakan waktu lama, sehingga investor ragu.
-
Singapura hanya butuh sekitar 1-2 hari untuk mendirikan perusahaan, sementara di Indonesia bisa butuh mingguan bahkan bulanan.
6. Ketimpangan Ekonomi yang Lebar
Fakta menarik lainnya, menurut World Bank, 10% orang terkaya di Indonesia menguasai lebih dari 77% kekayaan nasional.
-
Akibatnya, daya beli masyarakat tidak merata.
-
Negara maju biasanya punya kelas menengah yang kuat sehingga ekonomi lebih stabil.
7. Kurangnya Inovasi Teknologi
Indonesia baru punya sedikit startup yang menembus level internasional.
-
Korea Selatan melahirkan raksasa teknologi seperti Samsung dan LG.
-
Indonesia memang punya unicorn seperti Gojek dan Tokopedia, tapi jumlahnya belum cukup untuk mendorong ekonomi berbasis teknologi secara besar-besaran.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk bisa naik level jadi negara maju, Indonesia perlu:
-
Meningkatkan kualitas pendidikan dan mengajarkan kreativitas, bukan hanya hafalan.
-
Memperkuat integritas dengan memerangi korupsi secara serius.
-
Mengubah pola pikir masyarakat agar lebih produktif, disiplin, dan inovatif.
-
Diversifikasi ekonomi dengan mendukung industri teknologi dan manufaktur.
SobatMilky, perjalanan menuju negara maju memang panjang. Tapi bukan berarti mustahil. Jepang, Korea Selatan, dan Singapura dulu juga negara berkembang. Bedanya, mereka berani mengubah pola pikir, memperbaiki sistem, dan bekerja keras bersama. Kalau kita bisa meniru semangat itu, mungkin suatu hari Indonesia akan benar-benar jadi negara maju.